Pages

Sabtu, 10 Januari 2015

Patomekanisme Malaria oleh Plasmodium Falciparum

"
Infeksi merupakan masuknya mikroorganisme dan penggandaan dari mikroorganisme (agen) didalam tubuh pejamu (host). Pada penyakit infeksi yang menyebabkan kerusakan jaringan dan fungsi sehingga reaksi radang terjadi menyebabkan munculnya manifestasi klinis. Manifestasi klinis ini salah satunya adalah demam. Demam ini terjadi bisa disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium falciparum.



Bila parasit ini masuk kedalam tubuh penderita melalui nyamuk anopheles betina menggigit manusia dan nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam pembuluh darah dan akan menuju ke hati sebagian besar dan sebagian kecil akan mati di darah. Di dalam parenkim hati akan mulainya perkembangan aseksual yang membutuhkan waktu 5,5 hari bagi parasit Plasmodium falciparum. Setelah sel parenkim hati telah terinfeksi, terbentuknya skizont hati yang bila pecah akan mengeluarkan banyak merozoit ke sirkulasi darah dan akan menyerang eritrosit dan masuk melalui reseptor permukaan eritrosit. Parasit akan memakan hemoglobin dalam darah menyebabkan pucat dan dingin karena berkurangnya Hb dalam darah.

Berkurangnya Hb dalam darah menyebabkan O2 yang diikat oleh eritrosit menjadi berkurang sehingga transpor O2 ke otak menjadi sedikit dan ini akan mengakibatkan munculnya rasa pusing. Dan nyeri di kepala akibat terjadinya aktivasi dari sistem imun (radang) yang mengeluarkan mediator kimia yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi sehingga menyebabkan gangguan tekanan intra kranial sehingga timbul rasa nyeri di kepala.

Karena terjadinya infeksi dan inflamasi menyebabkan pusat suhu di hipotalamus kurang peka terhadap panas. Mula-mula pasien akan merasa sangat dingin sehingga termostat di hipotalamus menginginkan suhu lebih tinggi (panas), perubahan suhu pada termostat ini yang merupakan penyebab demam paling sering. Karena termostat menginginkan suhu lebih tinggi akibat rasa dingin yang dirasakan karena berkurangnya kepekaan hipotalamus, muncullah reaksi tubuh dengan cara menggigil agar dapat menghasilkan panas.

Rasa nyeri di tubuh disebabkan karena terjadinya parasit yang merusak eritrosit di dalam tubuh. Bila infeksi semakin memberat oleh karena parasit yang merusak eritrosit akan menyebabkan saluran cerna bagian atasnya mengalami erosi dan iskemi sehingga pasien dapat merasakan rasa mual dan muntah, bahkan bisa disertai dengan diare. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan osmolaritas plasma karena cairan yang dikeluarkan akibat muntah.

Kesadaran yang menurun yang terjadi pada pasien disebabkan oleh karena sumbatan kapiler pembuluh darah otak sehingga terjadinya anoksia otak karena eritrosit yang mengandung parasit sulit melalui kapiler.

Sumber:
Sudoyo, Aru W., dkk. 2009.  BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Jilid III Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
Pringgoutomo, Sudarto, dkk. 2006. BUKU AJAR PATOLOGI I (Umum) Edisi Ke-1. Jakarta: Sagung Seto.
McGlynn, Burnside. 1995. ADAMS DIAGNOSIS FISIK Edisi 17. Jakarta: EGC.
"
Infeksi merupakan masuknya mikroorganisme dan penggandaan dari mikroorganisme (agen) didalam tubuh pejamu (host). Pada penyakit infeksi yang menyebabkan kerusakan jaringan dan fungsi sehingga reaksi radang terjadi menyebabkan munculnya manifestasi klinis. Manifestasi klinis ini salah satunya adalah demam. Demam ini terjadi bisa disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium falciparum.



Bila parasit ini masuk kedalam tubuh penderita melalui nyamuk anopheles betina menggigit manusia dan nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam pembuluh darah dan akan menuju ke hati sebagian besar dan sebagian kecil akan mati di darah. Di dalam parenkim hati akan mulainya perkembangan aseksual yang membutuhkan waktu 5,5 hari bagi parasit Plasmodium falciparum. Setelah sel parenkim hati telah terinfeksi, terbentuknya skizont hati yang bila pecah akan mengeluarkan banyak merozoit ke sirkulasi darah dan akan menyerang eritrosit dan masuk melalui reseptor permukaan eritrosit. Parasit akan memakan hemoglobin dalam darah menyebabkan pucat dan dingin karena berkurangnya Hb dalam darah.

Berkurangnya Hb dalam darah menyebabkan O2 yang diikat oleh eritrosit menjadi berkurang sehingga transpor O2 ke otak menjadi sedikit dan ini akan mengakibatkan munculnya rasa pusing. Dan nyeri di kepala akibat terjadinya aktivasi dari sistem imun (radang) yang mengeluarkan mediator kimia yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi sehingga menyebabkan gangguan tekanan intra kranial sehingga timbul rasa nyeri di kepala.

Karena terjadinya infeksi dan inflamasi menyebabkan pusat suhu di hipotalamus kurang peka terhadap panas. Mula-mula pasien akan merasa sangat dingin sehingga termostat di hipotalamus menginginkan suhu lebih tinggi (panas), perubahan suhu pada termostat ini yang merupakan penyebab demam paling sering. Karena termostat menginginkan suhu lebih tinggi akibat rasa dingin yang dirasakan karena berkurangnya kepekaan hipotalamus, muncullah reaksi tubuh dengan cara menggigil agar dapat menghasilkan panas.

Rasa nyeri di tubuh disebabkan karena terjadinya parasit yang merusak eritrosit di dalam tubuh. Bila infeksi semakin memberat oleh karena parasit yang merusak eritrosit akan menyebabkan saluran cerna bagian atasnya mengalami erosi dan iskemi sehingga pasien dapat merasakan rasa mual dan muntah, bahkan bisa disertai dengan diare. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan osmolaritas plasma karena cairan yang dikeluarkan akibat muntah.

Kesadaran yang menurun yang terjadi pada pasien disebabkan oleh karena sumbatan kapiler pembuluh darah otak sehingga terjadinya anoksia otak karena eritrosit yang mengandung parasit sulit melalui kapiler.

Sumber:
Sudoyo, Aru W., dkk. 2009.  BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Jilid III Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
Pringgoutomo, Sudarto, dkk. 2006. BUKU AJAR PATOLOGI I (Umum) Edisi Ke-1. Jakarta: Sagung Seto.
McGlynn, Burnside. 1995. ADAMS DIAGNOSIS FISIK Edisi 17. Jakarta: EGC.

0 komentar: