Pages

Coretan Anak FK

Seorang "Dokter" berawal dari catatan kecil seorang "Mahasiswa Kedokteran"... Jangan tanya kenapa catatan gajelas tulisannya, jangan tanya kenapa resep dokter gajelas tulisannya... Karna saya juga gatau.... LOL

Read more
image01

Harus bisa menggambar

Masuk kedokteran itu harus bisa gambar. Maksudnya menggambar disini adalah di setiap coretan gambaran yang kamu buat, kamu bisa jelasin itu apaan. Gak harus artistik banget, setidaknya bisa dimengerti gambarnya...

Read more
image01

Kapan liburannya anak FK?

Sabar aja ya, saya juga penasaran kapan liburnya??? Coba tanya sama anak FK lain deh hahahaa

Read more
image01

Apa kegiatan di LAB?

Kalo saya sih fotoin mikroba di mikroskop, gambar anatomi, sama ngerekam penjelasan dosen... Itu ceritaku, apa ceritamu?

Read more
image01

Sabtu, 08 Agustus 2015

Menghitung Tingkat Kesadaran menggunakan Glasgow Comma Scale (GCS)

Penghitungan tingkat kesadaran pada pasien dengan penurunan kesadaran biasa digunakan dalam keadaan cepat dan darurat adalah menggunakan AVPU.
A = Alert --> pada saat memanggil pasien, pasien segera bangun, respon cepat.
V = Voice --> pada saat kita meminta pasien bangun, pasien baru segera respon bangun atau membuka mata.
P = Pain --> pada saat diberikan rangsangan nyeri ataupun digoyang2kan, pasien baru bangun atau sadar.
U = Unresponse --> pasien tidak merespon walau diberi rangsang apapun.

Namun untuk lebih pastinya apakah pasien dalam keadaan cedera ringan, sedang, atau berat, menentukan pasien kesadarannya baik atau bahkan koma, biasa digunakan penghitungan tingkat kesadaran menggunakan GCS (Glasgow Comma Scale).


Pemeriksaan Tingkat Kesadaran GCS:
1. Panggil bapak/ibu --> Eye Response (Spontan/tidak) 4
2. Minta pasien untuk bangun --> Eye Response (bangun terhadap rangsangan suara atau tidak) 3
3. Goyang-goyangkan tubuh pasien atau beri rangsangan nyeri (tekan pelan bagian sekitar mata) --> Eye response (bangun terhadap rangsangan nyeri atau tidak) 2 atau 1 sekalian dilihat motorik responsenya.
4. Tanyakan siapa namanya --> Verbal Response (Menjawab sesuai / malah sambil berkata kesakitan di bagian tertentu) 5 atau 4
5. Tolong diangkat tangan kanan/kirinya --> Motoric response

Setelah itu dihitung:
Eye + Verbal + Motoric =...
nilai GCS adalah minimal 3. GCS tidak dapat dihitung pada pasien buta, tuli, bisu.

Cedera Ringan = 13 - 15
Cedera Sedang = 9 - 12
Cedera Berat = 3 - 8

Jumat, 16 Januari 2015

Macam-Macam Penyakit dengan Benjolan di Kulit (ada yang disertai Hiperpigmentasi)

Berdasarkan benjolan pada bagian Epidermis-Dermis:

· Melanoma Maligna

Melanoma maligna adalah tumor ganas yang berasal dari sel melanosit dengan gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit. Biasa terjadi pada pria maupun wanita usia 30 sampai 60 tahun. Dibagi menjadi 3 jenis melanoma maligna, yaitu Superficial spreading melanoma (SSM) dengan gambaran timbulnya nevus atau pada kulit normal, berupa plak archiformis berukuran 0,5 – 3 cm dengan tepi meninggi dan ireguler. Pada permukaannya terdapat campuran warna seperti cokelat, abu-abu, biru, hitam, dan sering kemerahan. Jenis kedua adalah Nodular melanoma yang memiliki sifat lebih agresif, berupa nodul setengah bola atau polipoid dan eksofitik, berwarna cokelat kemerahan atau biru sampai kehitaman. Dapat mengalami ulserasi, perdarahan dan timbul lesi satelit. Jenis ketiga adalah Lentigo maligna melanoma (LML) dengan gambaran berupa makula cokelat sampai kehitaman, berukuran sentimeter dengan tepi tidak teratur, dapat berkembang menjadi nodul biru kehitaman yang invasif dan agak hiperkeratotik, biasanya lebih banyak pada wainta.

· Nevus Pigmentosus

Nevus pigmentosus merupakan tumor jinak yang tersusun dari sel-sel nevus. Sel nevus kulit berasal dari neural crest, sel-sel ini membentuk sarang-sarang kecil pada lapisan sel basal epidermis dan pada zona taut dermoepidermal. Sel-sel ini membelah dan masuk dermis dan membentuk sarang-sarang pada dermis. Nevus pigmentosus dapat terjadi di semua bagian kulit tubuh, termasuk membrana mukosa dekat permukaan tubuh. Lesi dapat datar, papuler, atau papilomatosa, biasanya berukuran 24 mm, namun dapat bervariasi dari sebesar peniti sampai sebesar telapak tangan. Pigmentasinya juga bervariasi dari warna kulit sampai coklat kehitaman. Nevus pigmentosus kongenital merupakan nevus yang terdapat sejak lahir atau timbul beberapa bulan setelah kelahiran.

· Karsinoma sel skuamosa

Karsinoma sel skuamosa adalah tumor ganas dari epitel skuamosa. Tumor ini sering terjadi dibanding tumor ganas epitel lainnya dan lebih sering dijumpai pada laki-laki. Tanda dari tumor ini biasanya tampak lesi berbentuk bulat atau tidak beraturan, dengan ciri seperti plakat atau noduler yang tertutup oleh sisik, dengan batas tidak jelas, disertai eritema berbentuk nodul seperti kubah dengan bagian tengah yang mengalami ulserasi. Tumor ini dapat menginvasi daerah dibawah kelenjar keringat dan memiliki tingkat keganasan yang lebih tinggi.

· Keratosis Seboroik

Keratosis seboroik adalah tumor jinak kulit yang berasal dari proliferasi epidermis dan keratin menumpuk diatas permukaan kulit sehingga memberikan gambaran yang (menempel) sering dijumpai pada orang tua usia 40-50 tahun keatas, terutama pada orang berkulit putih. Etiologi tidak diketahui pasti, diduga ada faktor genetik yang mempengaruhi. Gejala dan tanda dimulai dengan lesi datar, berwarna coklat muda sampai tua, berbatas tegas dengan permukaan licin seperti lilin atau hiperkeratotik bisa mengelupas berulang kali. Diameter lesi bervariasi biasanya antara beberapa milimeter sampai 3 cm. Lama kelamaan lesi akan menebal, dan memberi gambaran yang khas yaitu menempel (stuck on) pada permukaan kulit. Lesi yang telah berkembang penuh sering tampak mengalami pigmentasi yang gelap dan tertutup oleh skuama berminyak. Bentuk klinis yang lain berupa nodul soliter berwarna coklat kehitaman dengan tumpukan keratin. Bentuk seperti papel kecil bertangkai biasanya pada leher dan daerah aksila. Predileksi pada daerah seboroik yaitu dada punggung, perut, wajah dan leher.

· Kista dermoid

Kista dermoid merupakan kista yang berasal dari ektodermal, dindingnya dibatasi oleh epitel skuamosa berlapis dan berisi apendiks kulit serta biasanya terdapat pada garis fusi embrional. Kista dermoid jarang terjadi, mengenai pria dan wanita sama banyaknya, namun ada pendapat lain yang mengatakan lebih banyak dijumpai pada pria. Gejala berupa nodul intrakutan atau subkutan, soliter berukuran l- 4 cm, mudah digerakkan dari kulit diatasnya dan dari jaringan di bawahnya. Pada perabaan, permukaannya halus, konsistensi lunak dan kenyal, dan secara makroskopis isi kista berupa material keratin yang berlemak dengan rambut, juga kadang-kadang tulang, gigi atau jaringan syaraf. Lokasi tumor biasanya pada kepala dan leher, pada garis fusi embrionik kadang juga pada ovarium. 


Berdasarkan benjolan pada bagian subkutis:

· Hemangioma

Hemangioma adalah tumor jinak pembuluh darah yang terdiri dari prolifelasi sel-sel endotel, yang dapat terjadi pada kulit membrana mukosa, dan organ-organ lain. Secara histopatologis dapat dibedakan menjadi hemangioma kapiler, hemangioma kavernosa dan campuran. Hermangioma kapiler terdiri dari pembuluh darah kecil dan superfisial, lunak serta hilang pada penekanan.Termasuk dalam kategori ini adalah nevus flameus, hemangioma strawberi. Sedangkan hemangioma kavernosa mengenai pembuluh darah yang lebih besar dan lebih dalam, serta warnanya lebih gelap dibandingkan hemangioma kapilaris.

· Kista Ateroma

Kista ateroma merupakan benjolan yang terbentuk dari akibat adanya sumbatan pada muara kelenjar keringat. Benjolan tersebut berbentuk bulat dan berdinding tipis. Kista ateroma terbentuk Sekret kelenjar keringat yaitu sebum dan sel-sel mati tertimbun dan berkumpul dalam kantung kelenjar. Lama kelamaan akan membesar dan terlihat sebagai massa tumor yang berbentuk lonjong sampai bulat, lunak-kenyal, berbatas tegas, berdinding tipis, tidak terfiksir ke dasar, umumnya tidak nyeri, tetapi melekat pada dermis di atasnya. Daerah muara yang tersumbat merupakan tanda khas yang disebut puncta (titik kehitaman yang letaknya biasanya di permukaan kulit tepat di tengah massa). Banyak ditemukan pada bagian tubuh yang banyak mengandung kelenjar keringat, misalnya muka, kepala, punggung. Bentuk bulat, berbatas tegas, berdinding tipis, dapat digerakkan, melekat pada kulit di atasnya. Berisi cairan kental berwarna putih abu-abu, kadang disertai bau asam. Jika terjadi peradangan, kista akan memerah dan nyeri.

Sumber:
Japaries Willie.2008.Onkologi klinik. FKUI.2008
Robbins, Cotran. 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit Edisi 7. Jakarta: EGC.
Sudiono, Janti, dkk. 2001. Penuntun Praktikum Patologi Anatomi. Jakarta: EGC.

Sumber Gambar dari Google Search, mohon maaf yaa apabila gambar ada yang tidak sesuai dengan keterangannya

Senin, 12 Januari 2015

Macam-Macam Penyakit Dengan Benjolan di Leher

Secara umum benjolan di daerah leher, disebabkan oleh 4 kelainan atau penyebab utama yaitu:
1.   Kelainan kongenital.  Pada kelainan ini,benjolan yang paling sering terletak di leher samping bagian kiri atau kanan di sebelah atas , dan juga di tengah-tengah di bawah dagu. Ukuran benjolan bisa kecil beberapa cm tetapi bisa juga besar seperti bola tenis. Kelainan kongenital yang sering terjadi di daerah leher adalah hygroma colli , kista branchial , kista ductus thyroglosus.

a.   Kista duktus tiroglosus, Kista duktus tiroglosus adalah kelainan kongenital yang paling banyak dijumpai di daerah leher  berkisar 2-4% dari seluruh massa leher. Secara histologis kista ini memiliki epitel kolumnar seperti di daerah dasar lidah hingga mediastinum. Terletak pada bagian tengah/sentral dari leher, biasa dijumpai pada anak-anak namun juga dapat baru dijumpai saat dewasa setelah kista membesar dan penderita merasa terganggu.



b. Kista branchial, Kista celah brankial kedua merupakan suatu masa kistik kongenital pada leher, yang berada dibawah angulus mandibula dan bagian anterior kista mendorong glandula submandibular, bagian medial berbatasan dengan arteri karotis eksterna dan vena jugular interna, dan bagian posterior otot sternokleidomastoideus.

2.        Infeksi pada daerah leher dapat berupa infeksi akut atau infeksi menahun. Biasanya infeksi akut disertai adanya gejala panas badan, rasa sakit dan adanya warna kemerahan pada benjolan tersebut. Infeksi menahun atau kronis yang paling sering ditemukan adalah benjolan akibat penyakit TBC kelenjar.


a.    TBC kelenjar. Benjolan dapat berupa benjolan kecil ukuran beberapa milimeter sampai ukuran beberapa centimeter, bisa hanya satu buah namun dapat juga langsung beberapa buah dan paling sering terletak di samping leher kiri atau kanan , bahkan kadang di samping leher kiri dan kanan sekaligus.

b.    Cystic hygroma. Lesi timbul dari penyumbatan kelenjar limfatik tersering di bagian posterior seitiga dari leher, aksila, sela paha dan mediastinum. Jaringan yang berdekatan dan juga kumpulan dari pembuluh darah dapat menyebabkan penyumbatan jalan udara. Pembesaran yang tiba-tiba disebabkan infeksi streptokokus atau stafilokokus dapat juga menyebabkan penyumbatan aliran udara.


3.       Neoplasma adalah suatu kelompok atau rumpun sel neoplastik. Istilah ini biasanya sinonim dengan tumor. Neoplasma benigna mengacu pada sel-sel neoplastik yang tidak menginvasi jaringan sekitar dan tidak bermetastasis. Sedangkan neoplasma maligna mengacu pada sel-sel neoplastik yang tumbuh dengan menginvasi jaringan sekitar dan mempunyai kemampuan untuk bermetastasis pada jaringan reseptif. Tumor ini dapat mengenai kelenjar tiroid, dapat pula terjadi pada kelenjar getah bening.


4.        Kelainan lain di daerah leher dapat disebabkan misalnya oleh kelainan pembuluh darah di daerah leher seperti aneurisma subklavia. Ada juga kelainan di leher yaitu pada kelenjar gondok yang disebabkan kekurangan yodium di tubuh terutama terjadi di daerah endemis gondok.


Sumber :
Grace, Pierce A., Neil R. Borley. 2007. At A Glance ILMU BEDAH Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga Medical Series.
journal.unair.ac.id/.../ PENATALAKSANAAN%20KISTA%20DUKTUS...
Schwartz, Shires, Spencer. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. Jakarta: EGC.
Tambayong, Jan. 2000. Patofisiologi Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sabtu, 10 Januari 2015

Patomekanisme Malaria oleh Plasmodium Falciparum

Infeksi merupakan masuknya mikroorganisme dan penggandaan dari mikroorganisme (agen) didalam tubuh pejamu (host). Pada penyakit infeksi yang menyebabkan kerusakan jaringan dan fungsi sehingga reaksi radang terjadi menyebabkan munculnya manifestasi klinis. Manifestasi klinis ini salah satunya adalah demam. Demam ini terjadi bisa disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium falciparum.



Bila parasit ini masuk kedalam tubuh penderita melalui nyamuk anopheles betina menggigit manusia dan nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam pembuluh darah dan akan menuju ke hati sebagian besar dan sebagian kecil akan mati di darah. Di dalam parenkim hati akan mulainya perkembangan aseksual yang membutuhkan waktu 5,5 hari bagi parasit Plasmodium falciparum. Setelah sel parenkim hati telah terinfeksi, terbentuknya skizont hati yang bila pecah akan mengeluarkan banyak merozoit ke sirkulasi darah dan akan menyerang eritrosit dan masuk melalui reseptor permukaan eritrosit. Parasit akan memakan hemoglobin dalam darah menyebabkan pucat dan dingin karena berkurangnya Hb dalam darah.

Berkurangnya Hb dalam darah menyebabkan O2 yang diikat oleh eritrosit menjadi berkurang sehingga transpor O2 ke otak menjadi sedikit dan ini akan mengakibatkan munculnya rasa pusing. Dan nyeri di kepala akibat terjadinya aktivasi dari sistem imun (radang) yang mengeluarkan mediator kimia yang menyebabkan terjadinya vasodilatasi sehingga menyebabkan gangguan tekanan intra kranial sehingga timbul rasa nyeri di kepala.

Karena terjadinya infeksi dan inflamasi menyebabkan pusat suhu di hipotalamus kurang peka terhadap panas. Mula-mula pasien akan merasa sangat dingin sehingga termostat di hipotalamus menginginkan suhu lebih tinggi (panas), perubahan suhu pada termostat ini yang merupakan penyebab demam paling sering. Karena termostat menginginkan suhu lebih tinggi akibat rasa dingin yang dirasakan karena berkurangnya kepekaan hipotalamus, muncullah reaksi tubuh dengan cara menggigil agar dapat menghasilkan panas.

Rasa nyeri di tubuh disebabkan karena terjadinya parasit yang merusak eritrosit di dalam tubuh. Bila infeksi semakin memberat oleh karena parasit yang merusak eritrosit akan menyebabkan saluran cerna bagian atasnya mengalami erosi dan iskemi sehingga pasien dapat merasakan rasa mual dan muntah, bahkan bisa disertai dengan diare. Hal ini menyebabkan terjadinya penurunan osmolaritas plasma karena cairan yang dikeluarkan akibat muntah.

Kesadaran yang menurun yang terjadi pada pasien disebabkan oleh karena sumbatan kapiler pembuluh darah otak sehingga terjadinya anoksia otak karena eritrosit yang mengandung parasit sulit melalui kapiler.

Sumber:
Sudoyo, Aru W., dkk. 2009.  BUKU AJAR ILMU PENYAKIT DALAM Jilid III Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
Pringgoutomo, Sudarto, dkk. 2006. BUKU AJAR PATOLOGI I (Umum) Edisi Ke-1. Jakarta: Sagung Seto.
McGlynn, Burnside. 1995. ADAMS DIAGNOSIS FISIK Edisi 17. Jakarta: EGC.

Jumat, 09 Januari 2015

Interpretasi Hasil Pemeriksaan Penunjang Normal (Pemeriksaan Urin dan Darah)

Berikut dibawah ini merupakan nilai/kadar normal dari pemeriksaan penunjang laboratorium:
  • Pemeriksaan Urin
Yang diperiksa warna urin, berat jenis urin, pH urin, Leukosit didalam urin.

  • Pemeriksaan Darah
Yang diperiksa dalam darah adalah kadar Hemoglobin (Hb), Leukosit, Ureum, Kreatinin, Gula Darah Sewaktu (GDS), SGOT, SGPT, Elektrolit (Natrium/Kalium/Chlorine).