Macam-Macam Penyakit Yang Menyebabkan Penurunan Berat Badan
Berbagai macam penyakit dapat
menyebabkan penambahan berat badan maupun penurunan berat badan. Penambahan
berat badan berlebih memang dapat mengakibatkan berbagai komplikasi ringan
hingga serius, namun bagi penurunan berat badan yang cukup banyak tanpa ada
alasan yang jelas bukan berarti sebaliknya, melainkan hal inilah yang harus di
waspadai. Mekanisme terjadinya penurunan berat yang bersifat patologik mencakup
penurunan asupan makanan, peningkatan laju metabolisme dan kehilangan kalori
dalam urin atau tinja yang hampir semua ini bisa bekerja sendirian atau bersama-sama. Hampir setiap
keadaan sakit yang serius dapat menyebabkan penurunan berat badan lewat efek
langsung yang ditimbulkan oleh penyakit tersebut atau dengan menimbulkan
malaise dan depresi. Tanda yang menyebabkan penurunan selera dan hilangnya
jaringan terakselerasi tidak dikenal. Keseimbangan nitrogen yang negatif
setelah terjadinya trauma , pembedahan atau sakit yang membawa keadaan stres
cenderung diperantarai oleh glukagon dan hormon katabolik lainnya. Molekul
kandidat tambahan untuk penyakit senyawa-senyawa sitokin yang menginduksi
penurunan berat seperti faktor nekrosis tumor (cachectin) dan adipsin, tetapi
bukti keterlibatannya tidak cukup.
Beberapa kategori penyakit perlu
dipertimbangkan ketika penurunan berat terjadi secara mencolok:
-> Diabetes Melitus
Menurut WHO tahun 1999, Diabetes Melitus
(DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai
dengan gangguan metabolism karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat
insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defesiensi produksi insul in oleh sel -sel beta Langerhans
kelenjar pancreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh
terhadap insulin.
Diabetes melitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik yang dikarakteristikkan oleh tingginya kadar glukosa dalam darah (hiperglikemia) karena kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin, atau kombinasi keduanya. Diabetes Melitus mempunyai dua tipe utama yaitu DM Tipe 1 (DMT1) yang tergantung insulin (Insulin Dependent Diabetes Melitus/IDDM) dan DM tipe 2 (DMT2) tidak tergantung insulin (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus/NIDDM). Penurunan berat yang inisial bersamaan
dengan dimulainya penyakit diabetes terutama disebabkan oleh diuresis osmotik
karena hiperglikemia. Selanjutnya, kehilangan massa jaringan terjadi pada
diabetes melitus tergantung insulin (DMT1) sebagai dari pemborosan energi
(konsekuensi dari glukosuria) dan abnormalitas hormonal yang menandai penyakit
tersebut. Defisiensi insulin dan kelebihan glukagon mengakibatkan terganggunya
sintesis protein serta lemak dan sekaligusa mempercepat proteolisis serta
lipolisis yang terjadi sedemikian rupa sehingga keadaan energi netto bersifat
katabolik. Penurunan berat badan pada diabetes sering disertai dengan
peningkatan asupan makanan.
-> Penyakit endokrin
Salah satu dari penyakit endokrin,
yaitu Hipertiroidisme. Didalam Jurnal Pengelolaan dan Pengobatan Hipertiroidi,
Guntur Hermawan menjelaskan bahwa Hipertiroidi (Penyakit Graves, PG) atau juga
disebut tirotoksikosis adalah suatu keadaan akibat peningkatan kadar hormon
tiroid bebas dalam darah. Hipertiroidisme biasanya menyebabkan penurunan berat
badan dan pasien sering mengkonsumsi diet tinggi karbohidrat. Peningkatan
selera makan dan asupan makanan lazim terjadi. Penurunan energi berlangsung
dengan jumlah yang sangat besar terutama akibat dari peningkatan laju
metabolisme dan aktivitas motorik. Mekanisme terjadinya penurunan berat oleh
keadaan thyroxicosis belum dapat dipastikan. Pada binatang mengerat hormon
tiroid meningkatkan aktivitas trifosfatadenosin NaK (ATPase) dibanyak jaringan
yang menyebabkan siklus penghancuran dan
sintesis ATP gagal dengan hilangnya energi sebagai panas. Gangguan ini tidak
tampak bekerja pada manusia. Apapun mekanismenya metabolisme tidak digandakan
pada thyrotoxicosis, menerangkan timbulnya panas berlebihan dan hilangnya
kalori.
Pada hipotiroidisme apatetik penurunan
berat dan kelemahan dapat mendominasi gambaran klinisnya dengan sedikit gejala
kegelisahan. Kelainan endokrin lainnya yang menyebabkan penurunan berat adalah
feokromositoma dan pelepasan katekolamin merupakan faktor yang menimbulkan
penurunan berat ini. Panhipopituitarisme dan insufisiensi adrenal dapat
menurunkan berat badan yang terutama disebabkan oleh penurunan selera makan
yang terjadi sekunder karena defisiensi kortisol.
-> Penyakit Gastrointestinal
Steatore yang nyata atau yang tidak
terlihat sebagai akibat dari penyakit sprue, pankreatitis kronik dan atau
kistik fibrosis dapat menimbulkan keadaan atrofi kendati terdapat peningkatan
asupan makanan yang besar. Penyakit traktus gastrointestinal lainnya yang
menyebabkan penurunan berat badan adalah radang usus, parasit, striktur
esofagus, obstruksi sekunder akibat ulkus peptikum yang kronik, anemia
pernisiosa dan sirosis hepatik. Mekanisme timbulnya penurunan berat mencakup
anoreksia, obstruksi dengan vomitus, malabsorpsi dan efek inflamasi. Masa
intraabdominal (splenomegali masif) bekerja dengan menekan lambung semetara
turunnya berat badan pada gagal jantung disebabkan oleh kongesti viseral.
-> Infeksi
Infeksi yang yang tersembunyi harus
selalu dicari pada penurunan berat badan yang penyebabnya tidak dapat
diketahui. Penyakit tuberkulosis, infeksi fungus, abses amoeba dan endokarditis
bakterialis subakut harus diletakan pada puncak daftar penyakit yang dicurigai.
Infeksi oleh HIV harus dipertimbangkan khususnya pada kelompok-kelompok
populasi berisiko tinggi (laki-laki homosexualitas, obat-obat intravena,
resipien transfusi multipel). Penurunan berat yang terjadi bersama dengan
infeksi kemungkinan disebabkan oleh senyawa sitokin inflamatorik.
-> Malignitas
Kelainan malignitas yang tidak terlihat
(okulta) mungkin merupakan penyebab penurunan berat yang paling sering
ditemukan tanpa adanya keluhan dan gejala utama. Pada penyelidikan untuk
keganasan penekanan utama harus ditempatkan pada traktus gastrointestinal,
pankreas dan hati. Limfoma dan leukimia juga harus dipikirkan. Meskipun
kelainan malignitas yang asimptomatik (kecuali penurunan berat badan) dapat
terjadi pada setiap organ tubuh, namun traktus gastrointestinal merupakan
lokasi yang paling sering. Mekanisme penurunan berat pada penyakit kanker
bervariasi dan kerap kali lebih dari 1 faktor yang berperan dalam terjadinya
mekanisme ini. Anoreksia biasanya dijumpai tetapi peningkatan metabolisme juga
memegang peranan, khususnya pada jenis-jenis limfoma dan leukimia.
-> Kelainan Psikiatrik
Penyakit psikiatrik klasik yang
menyertai penurunan berat yang mencolok adalah anoreksia nervosa. Kelainan
konversi, skizofrenia, dan depresi dapat pula mengurangi asupan makanan. Pada
pemeriksaan manula yang berat badannya menurun, keadaan depresi merupakan
penyebab berat yang ditemukan sama seringnya dengan penyakit kanker.
-> Penyakit Renal
Salah satu manifestasi paling awal pada
keadaan uremia adalah anoreksia. Sebagai konsekuensi semua pasien dengan
turunnya berat badan yang tidak dapat dijelaskan harus dilakukan tes skrining
fungsi ginjal.
Sumber :
Isselbacher,dkk. 1999. Harrison
PRINSIP-PRINSIP ILMU PENYAKIT DALAM Ed.13 Volume 1. Jakarta: EGC.
Hermawan, A. Guntur. 1990. Jurnal
Pengelolaan dan Pengobatan Hipertiroiditi. Surabaya: Laboratorium Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Walukow, Wulan Grace. Jurnal Gambaran
Xerostomia pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 di Poliklinik Endokrin RSUP.
Prof dr. R. D. Kandou Manado. Manado: Universitas Sam Ratulangi.